Jumat, 23 Januari 2009

PEMERIKSAAN HEWAN KURBAN IDHUL ADHA 1429 Hj DI KEL NGGEWER KAB BOGOR

KONDISI KESEHATAN HEWAN KURBAN DALAM RANGKA IDHUL ADHA 1429 Hj DI KELURAHAN NGGEWER KECAMATAN CIBINONG KABUPATEN BOGOR

Kegiatan pemeriksaan hewan kurban 1429 Hijriah tahun 2008 oleh mahasiswa Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) IPB di Kabupaten Bogor dilakukan pada tanggal 7-8 Desember 2008. Di Kabupaten Bogor, kurang lebih 125 mahasiswa FKH IPB ditugaskan untuk memeriksa dan menjamin kelayakan potong dan konsumsi hewan yang akan dikurbankan. Pada saat itu saya dipercaya untuk melakukan pemeriksaan di Kelurahan Nanggewer, Kecamatan Cibinong, Kabupaten Bogor yang merupakan daerah endemis penyakit antrak. Pemeriksaan hewan kurban dilakukan sebelum (pre) dan setelah (post mortem) disembelih.

Pemeriksaan pre mortem dilakukan pada hari Minggu 7 Desember 2008. Pemeriksaan ini meliputi pemeriksaan fisik, fisiologis dan pemenuhan syariat Islam. Pemeriksaan fisik meliputi pemeriksan penyakit dan gejala penyakit yang terdapat di luar tubuh. Hasil pemeriksaan fisik yang saya lakukan di lapangan menunjukkan bahwa dari 7 sapi, 187 domba dan 16 kambing di kurang lebih 10 titik pemotongan hewan kurban terdapat 1 domba yang terkena orf atau keropeng di sekitar bibirnya.

Pemeriksaan fisiologis meliputi pengukuran suhu tubuh, detak jantung dan frekuensi respirasi. Pemeriksaan ini hanya dilakukan apabila ditemukan hewan dalam kondisi yang mencurigakan atau disinyalir mengalami kesakitan. Berdasarkan hasil pemeriksaan fisiologis yang saya lakukan, kurang lebih 50 persen dari jumlah hewan kurban mengalami peningkatan jumlah parameter status fisiologis. Peningkatan jumlah parameter status fisiologis tersebut meliputi peningkatan pengukuran suhu tubuh, detak jantung dan frekuensi respirasi. Hal ini disebabkan oleh proses “sun bathing” atau penjemuran hewan kurban ditempat penampungan yang tidak teduh dan nyaman yang tidak disertai ketersediaan pakan dan minum bagi hewan kurban, sebagai contoh halaman masjid dan pinggiran jalan.

Peningkatan jumlah parameter status fisiologis yang terjadi merupakan bentuk kompensasi tubuh untuk menjaga homeostatis tubuh. Peningkatan suhu tubuh diakibatkan oleh pengaruh suhu lingkungan yang sangat tinggi. Hal tersebut merangsang tubuh untuk mengatur dan menjaga kestabilan suhu tubuh melalui peningkatkan frekuensi respirasi dan detak jantung, sehingga terjadi regulasi pengeluaran panas tubuh. Peningkatan jumlah parameter status fisiologis yang terjadi terus-menerus dan dalam jangka waktu yang lama akan menyebabkan gangguan fisiologis. Hal tersebut dapat mengakibatkan penurunan kondisi tubuh yang dapat bermanifestasi pada kejadian deman yang dapat diikuti dengan shock ataupun kematian. Melalui temuan dan akibat yang dapat ditimbulkan oleh proses “sun bathing” atau penjemuran hewan kurban, diharapkan semua penyelenggara kegiatan penyembelihan hewan kurban dapat menyediakan tempat penampungan yang teduh dan nyaman, disertai ketersediaan pakan dan minum yang cukup.

Pemeriksaan pemenuhan syariat Islam berupa penerapan dan penyeleksian hewan kurban berdasarkan syarat-syarat kelayakan potong syariat Islam. Berdasarkan pemeriksaan yang dilakukan di beberapa titik pemotongan hewan kurban, kurang lebih 35 persen dari hewan yang hendak dikurbankan berumur dibawah 1 tahun. Sebagian besar hewan kurban yang belum berumur 1 tahun tersebut memiliki ukuran fisik yang besar. Tingginya tingkat ketidaktepatan umur tersebut diduga karena pembeli belum dapat membedakan umur hewan kurban. Opini publik yang terbentuk ketika pembeli melihat kambing, domba atau sapi yang berukuran besar maka pembeli beranggapan hewan tersebut telah berumur dewasa atau lebih dari 1 tahun. Di lain hal, ukuran tubuh bukanlah patokan dalam menentukan umur, apabila ingin mendapat kepastian bahwa hewan tersebut telah berumur lebih dari 1 tahun maka minimal gigi seri atau gigi susunya telah tanggal dan telah digantikan dengan gigi permanen yang berukuran besar. Sosialisasi mengenai teknik pengidentifikasian umur hewan perlu diberikan kepada semua pihak untuk mengurangi kejadian ketidaktepatan umur tersebut.

Pemeriksaan pre mortem yang dilakukan pada hari Minggu 7 Desember 2008 yang meliputi pemeriksaan fisik, fisiologis dan pemenuhan syariat Islam dilakukan untuk menentukan status kesehatan dan kesesuaian dengan syariat Islam sehingga menghasilkan sebuah putusan tentang kelayakan potong hewan kurban yang telah diperiksa. Berdasarkan pemeriksaan yang telah saya lakukan, dari segi status kesehatan, semua hewan kurban tidak mengalami masalah yang serius. Hasil pemeriksaan tersebut selanjutnya diberitahukan kepada panitia penyembelihan hewan kurban di masing-masing titik pemotongan dan berdasarkan hasil diskusi bersama, semua hewan kurban dapat disembelih pada tanggal 8 Desember 2008.

Setelah tuntas melaksanakan tugas pemeriksaan pre mortem, saya mendapatkan fasilitas home stay di rumah H. Syaifuloh. Beliau adalah tokoh masyarakat di Kelurahan Nanggewer. Selain itu, beliau adalah pengusaha garmen yang telah sukses menembus pasar internasional. H. Syaifuloh memiliki seorang istri dan dikaruniai tiga orang anak. Putra pertamanya bernama Martin yang pada saat ini kuliah di jurusan entertaimen BSI. Putri yang kedua bernama Asti. Asti memiliki paras wajah yang cantik seperti ibunya dan saat ini sedang duduk dibangku SMU kelas 2. Putra terakhir keluarga ini bernama Tri. Pada saat ini Tri sedang duduk dibangku SD kelas 5. Tri memiliki hobi bermain playstation 2, terutama permainan mengenai petualangan. Ketika menginap dirumah keluarga H. Syaifuloh, ibu dan Asti memasakkan saya lontong ayam istimewa yang rasanya sangat nikmat dan sedap.

Pemeriksaan post mortem dilakukan pada hari Senin 8 Desember 2008. Pemeriksaan ini meliputi pemeriksaan jeroan, meliputi paru-paru, hati, limpa, jantung dan ginjal. Dari pemeriksaan yang telah saya lakukan, terdapat satu hati kambing yang menjadi sarang cacing gelembung. Selain itu terdapat hati yang mengalami degenerasi yang membentuk bercak-bercak perkejuan. Pada kasus tersebut, tindakan yang saya lakukan adalah mengiris bagian hati yang langsung berinteraksi dengan cacing gelembung ataupun bercak perkejuan. Bagian hati yang tidak terdapat cacing gelembungnya dan bercak perkejuan dapat di bagikan dan konsumsi warga.

Beberapa kebiasaan yang kurang baik dan tidak dianjurkan untuk dilanjutkan pada proses pemotongan hewan kurban di tahun-tahun yang akan datang adalah penggunaaan kulit hewan sebagai alas pengulitan dan pemotongan daging. Selain itu, pencucian jeroan dan daging yang menggunakan air selokan masjid atau air sungai juga harus segera dihentikan. Dan yang terakhir adalah pencampuran daging dan jeroan didalam satu tempat ketika akan dibagikan kepada kaum dhuafa.

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena tidak terdapat kasus yang berbahaya, terutama penyakit antrak, di daerah yang menjadi wewenang dan tanggung jawab saya, sehingga Hari Raya Idhul Adha 1429 di kelurahan Nanggewer dapat berlangsung dengan lancar dan aman, meskipun setelah pulang dari tempat pemeriksaan, saya merasa tidak enak badan.

1 komentar:

Anonim mengatakan...

sebenarnya isinya menarik..tapi penjelasan mengenai homestay itu agak kurang penting y =P


btw,isi tugasmu yang kemaren y?laporan itu?

soal inspirasi blog saya?
hmmmmm ada orang yg komplain karena saya cuma curhat mulu..
lumayan kn postingan terbaruku?